Ada tiga jenis makhluk. Yang pertama adalah malaikat, yang merupakan akal fitri. Sifatnya dan kebiasaan mereka ialah Taat, menghamba, dan tak pernah berhenti berdzikir pada Tuhan. Ketaatannya adalah hidangan sehari-hari yang membuatnya terus hidup. Dzikir baginya, seperti air bagi ikan. Bagi ikan, air membuatnya hidup. Ia menjadi ranjang dan bantalnya. Apa yang mereka lakukan tidak berdasar keinginannya (nafs). Mereka bersih dan terbebas dari nafs. Maka bagaimana dikatakan kebaikan bila segala yang mereka dapat didukung keadaan tanpa nafsu atau hasrat badaniah? Dengan sifatnya yang bersih mereka tidak perlu berjuang melawaan godaan. Ketaatan yang dilakukan malaikat tidak berarti apa-apa sebab hal itu sudah menjadi sifatnya. Karena telah menjadi sifat mereka tidak mampu untuk melakukan hal yang sebaliknya. Yang kedua adalah jenis binatang. Jenis ini hanya memiliki nafs dan tidak memiliki akal sama sekali. Mereka tidak memiliki kecenderungan religius. Dan yang ketiga adalah manusia, yang merupakan gabungan antara akal dan nafsu. Dia setengah malaikat dan setengah binatang. Bagaikan keadaan makhluk yang merupakan gabungan sifat naga dan ikan. Sebagian dirinya berupa naga dan sebagian lain berupa ikan. Sifat ke-ikan-annya menariknya ke dalam air. Sedang sifat ke-naga-annya menarik dirinya ke daratan. Keadaan tarik menarik itu berlangsung terus menerus. "Orang yang akalnya melampaui nafsu, dia menempati derajat yang lebih tinggi dari malaikat. Sedang orang yang nafsunya mengalahkan akalnya, dia akan terjatuh pada derajat yang lebih rendah dari binatang."
tiga jenis mahluk
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment